Sunday, 8 December 2013

WRITING





Sepertinya menulis bukan kegiatan yang menjadi kebutuhan bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Jagankan bagi golongan masyarakat awan, bagi para golongan akademis yang sangat dekat dengan kegiatan ilmiah, menulis masih merupakan kegiatan yang teramat sulit untuk dilakukan dan dibiasakan. Berbagai macam alasan dilontarkan dimulai dengan kesibukan sehingga tak punya waktu luang untuk hanya sekedar menuangkan ide atau gagasan atau mengabarkan sesuatu yang baru kepada dunia. Ya, memang tak salah apabila ada hasil penelitian yang menyebutkan bahwa tipe masyarakat Indonesia adalah tipe masyarakat auditori dan visual artinya cukup hanya dengan melihat dan mendengar saja. Padahal, dibeberapa negara maju dan berkembang kebiasaan menulis ini merupakan sesuatu yang sudah menjadi kebutuhan.
Bersyukurlah para bloger-bloger yang telah hebat-hebat menungkan ide dan gagasannya dalam bentuk cerita pendek, puisi, atau artikel. Sepertinya menulis semua itu lebih baik dari hanya sekedar mengganti foto profil yang narsis atau reportase status. Paling tidak walaupun tulisan kita belum berarti banyak buat orang lain dan belum banyak disukai orang lain paling tidak tulisan-tulisan kita telah memuaskan perasaan kita karena telah membebaskan semua ide dan pemikiran yang terpenjara. Selain itu juga tulisan adalah refleksi dari karakter seseorang. Hanyalah orang yang berfikiran maju dan mempunyai cara berfikir tingkat tinggi dan kritis yang mampu menuangkan ide dan gagasannya kedalam bentuk tulisan. Daripada berdebat kusir dan hanya menyisakan kekesalan pada lawan bicara lebih baik tulis saja semua argumen ketidakpuasan kita, toh kata Dr. Emi Emilia salah seorang dosen jurusan pendidikan bahasa Inggris di UPI bilang bahwa tulisan itu lebih tajam daripada hanya sekedar suara atau kata-kata tanpa makna.
Sudah satu bulan lebih, saya tidak posting artikel yang hanya sekedar menumpahkan semua yang ada dalam pikiran. Saya cukup iri dengan beberapa murid saya yang begitu aktif memposting cerita-cerita, puisi-puisi dan artikel-artikelnya. Hebat, sepertinya beberapa langkah saya tertinggal dibelakang. Malu juga menggembor-gemborkan mereka untuk sering menulis eh, ternyata saya sendiri masih pasif menulis.
Menulis berarti menorehkan perjalanan sejarah. Pembelajaran bagi masa depan dan pengalaman dimasa lalu. Mungkin saja tulisan sederhana yang kita tuangkan dapat menjadi sesuatu yang berarti bagi seseorang yang membutuhkannya. Menulis memang sebuah proses dan membutuhkan latihan. Semakin sering berlatih membuat seseorang menjadi lebih baik bari sebelumnya. Kita belajar dari seorang Andrea Hirata yang sangat booming dengan “Laskar Pelanginya”, padahal novelnya itu tak lebih dari kumpulan-kumpulan jurnal masa kecinya yang tersusun menjadi sebuah novel yang inspiratif. Semoga saja suatu saat nanti diantara bloger-bloger, murid-muridku yang hebat-hebat akan muncul novelist-novelist, jurnalis, dan para penulis yang awesome...semoga. amiiin

No comments:

Post a Comment