Kebiasaan
membaca dan menulis dikalangan masyarakat Indonesia saat ini masih digolongkan
sangat rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Tahun 2011 berdasarkan
survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
rendahnya minat baca ini, dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia
hanya 0,001 (dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki
minat baca tinggi). Pada tahun 2012 Indonesia nangkring di posisi 124
dari 187 Negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
khususnya terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan,
kesehatan dan 'melek huruf'. Indonesia sebagai Negara berpenduduk 165,7
juta jiwa lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per
tahun. Itu artinya, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang (lihat kompasianan.com,
5/04/13).
Dengan berdasar pada; 1) Pembukaan
UUD 1945 tentang salah satu tujuan membentuk pemerintahan Negara Indonesia
adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 2) UUD 45 pasal 28 C tentang hak
mendapatkan pendidikan. 3) UUD 45 pasal 31 tentang tata cara mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui pendidikan. 4)
UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 5) UU No 20 th 2003 pasal 4 ayat 5 menyebutkan
bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis,
dan berhitung. 6) Perpres No 7 th 2005 tentang RPJM yang salah satunya program
pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. Pemerintah Kabupaten
Bandung melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung merasa prihatin
sehingga munculah gagasan digalakannya “Reading Habit dan Sanitasi” dikalangan
pelajar baik tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah
Atas (SMA).
Adapun tujuan dari gagasan
gerakan digalakannya “Reading Habit dan Sanitasi” adalah diharapkannya; 1) Kabupaten
menjadi pelopor literasi di kalangan
pelajar dan masyarakat khususnya di Jawa Barat. 2) Optimalisasi usaha
guru dan orang tua dalam pendidikan
karakter bangsa. 3) Membantu para
peserta lebih mahir menguasai kemampuan
menyimak bacaan, menulis,
mendengar, dan berbicara dalam bingkai
membangun kesiapan untuk terlibat dalam pergaulan internasional (dalam
program ini peserta akan diperkenalkan dengan gaya hidup positif dan budaya
literasi Australia)
Sementara implementasi
dari gerakan “Reading Habit dan Sanitasi” ini dibagi ke dalam 2 tingkatan
yaitu; Tingkat Sekolah a) 1 orang
guru membina 5 siswa. b) Siswa dalam 1 tahun membaca 24 buku. c) Buku yang
dibaca yaitu 60 % fiksi dan 40 % non fiksi. d) Siswa membuat resensi buku dan melaporkannya
secara lisan dan tulisan. e) Guru merekap dan melaporkan ke LRC tingkat kabupaten.
Untuk selanjutnya adalah Tingkat
Kabupaten a) Memberikan pembinaan kepada guru-guru pembimbing. b) Menyelenggarakan
launching. c) Menyediakan komunikasi LRCKB melalui dunia maya. d) Menyeleksi
siswa dan guru untuk mendapat penghargaan berangkat ke Australia.
Pada saat pembentukan
Pengurus Leader’s Reader Challenge (LRC) untuk tingkat SMA/SMK Kabupaten Bandung
yang dilaksanakan di SMAN I BALEENDAH pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014, Ketua
MKKS SMA dan SMK Kabupaten Bandung Bapak Drs.
H. Aa Sudaya, M.Pd mengatakan bahwa kebiasaan membaca dikalangan
pelajar hendaknya diawali dengan penekanan atau pemaksaan sehingga dalam upaya
menjadi kebiasaan. Masyarakat Kabupaten Bandung khususnya dan warga negara
Indonesia pada umumnya diharapkan dapat menjadi masyarakat yang lebih baik
dengan dicanangkannya gerakan “Reading Habit dan Sanitasi” ini. Beliau juga
mengungkapkan kutipan dari seorang ulama besar Indonesia K.H. Abdulah
Gymnastiar bahwa perubahan hendaknya dimulai dari hal yang terkecil, diri
sendiri dan mulai saat ini.
Perubahan
tentunya perlu proses dan dukungan semua pihak. Hasil dari sebuah program
tentunya sedikit kemungkinan dirasakan dalam sekejap mata. Melalui dukungan
siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemerintah gerakan “Reading Habit
dan Sanitasi” ini dapat mencapai hasil yang maksimal. Diharapkan pada tahun
2020 kebiasaan dan gemar membaca sudah menjadi bagian dari budaya warga
masyarakat Kabupaten Bandung. Sementara dampak positif lainnya yang diharapkan
dari gerakan ini adalah terciptanya karakter serta prilaku yang baik sehingga
gaya hidup dan prilaku kehidupan masyarakatpun akan semakin baik.
SMA
Negeri I Margaasih menyambut baik dan juga siap berperan serta pada gerakan “Reading
Habit dan Sanitasi” ini dengan penuh antusias. Sebagai sekolah yang baru
berdiri dipandang sangat perlu untuk menumbuhkan kebiasaan positif baik dari sikap,
gaya dan perilaku belajar serta memupuk nilai-nilai karakter yang berdasar pada
nilai-nilai agama dan juga bangsa.
Semoga
gerakan Reading Habit di Kabupaten Bandung dapat berjalan dengan baik serta
tujuan yang ditetapkan dapat mencapai hasil yang maksimal. Amiin
Sumber:
Powerpoint Leader’s Reading Challange Kabupaten Bandung
SMA-SMK Juni 2014
Powerpoint Leader’s Reading Challange Kabupaten Bandung
SMA-SMK Juni 2014
No comments:
Post a Comment