Sunday, 8 June 2014

Gerakan Reading Habit dan Lingkungan Bersih dikalangan Pelajar di Kabupaten Bandung



Kebiasaan membaca dan menulis dikalangan masyarakat Indonesia saat ini masih digolongkan sangat rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Tahun 2011 berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) rendahnya minat baca ini, dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 (dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi). Pada tahun 2012 Indonesia nangkring di posisi 124 dari 187 Negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan 'melek huruf'. Indonesia sebagai Negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu artinya, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang (lihat kompasianan.com, 5/04/13).
            Dengan berdasar pada; 1) Pembukaan UUD 1945 tentang salah satu tujuan membentuk pemerintahan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 2) UUD 45 pasal 28 C tentang hak mendapatkan pendidikan. 3) UUD 45 pasal 31 tentang tata cara mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. 4)   UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 5)   UU No 20 th 2003 pasal 4 ayat 5 menyebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung. 6) Perpres No 7 th 2005 tentang RPJM yang salah satunya program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung merasa prihatin sehingga munculah gagasan digalakannya “Reading Habit dan Sanitasi” dikalangan pelajar baik tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
            Adapun tujuan dari gagasan gerakan digalakannya “Reading Habit dan Sanitasi” adalah diharapkannya; 1) Kabupaten menjadi pelopor literasi di kalangan      pelajar dan masyarakat khususnya di Jawa Barat. 2) Optimalisasi usaha guru dan orang tua dalam  pendidikan karakter bangsa. 3)  Membantu para peserta lebih mahir menguasai  kemampuan menyimak bacaan, menulis,              mendengar, dan berbicara dalam bingkai  membangun kesiapan untuk terlibat dalam pergaulan internasional (dalam program ini peserta akan diperkenalkan dengan gaya hidup positif dan budaya literasi Australia)
            Sementara implementasi dari gerakan “Reading Habit dan Sanitasi” ini dibagi ke dalam 2 tingkatan yaitu; Tingkat Sekolah a) 1 orang guru membina 5 siswa. b) Siswa dalam 1 tahun membaca 24 buku. c) Buku yang dibaca yaitu 60 % fiksi dan 40 % non fiksi. d) Siswa membuat resensi buku dan melaporkannya secara lisan dan tulisan. e) Guru merekap dan melaporkan ke LRC tingkat kabupaten. Untuk selanjutnya adalah Tingkat Kabupaten a) Memberikan pembinaan kepada guru-guru pembimbing. b) Menyelenggarakan launching. c) Menyediakan komunikasi LRCKB melalui dunia maya. d) Menyeleksi siswa dan guru untuk mendapat penghargaan berangkat ke Australia.
            Pada saat pembentukan Pengurus Leader’s Reader Challenge (LRC) untuk tingkat SMA/SMK Kabupaten Bandung yang dilaksanakan di SMAN I BALEENDAH pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014, Ketua MKKS SMA dan SMK Kabupaten Bandung Bapak Drs. H. Aa Sudaya, M.Pd mengatakan bahwa kebiasaan membaca dikalangan pelajar hendaknya diawali dengan penekanan atau pemaksaan sehingga dalam upaya menjadi kebiasaan. Masyarakat Kabupaten Bandung khususnya dan warga negara Indonesia pada umumnya diharapkan dapat menjadi masyarakat yang lebih baik dengan dicanangkannya gerakan “Reading Habit dan Sanitasi” ini. Beliau juga mengungkapkan kutipan dari seorang ulama besar Indonesia K.H. Abdulah Gymnastiar bahwa perubahan hendaknya dimulai dari hal yang terkecil, diri sendiri dan mulai saat ini.
            Perubahan tentunya perlu proses dan dukungan semua pihak. Hasil dari sebuah program tentunya sedikit kemungkinan dirasakan dalam sekejap mata. Melalui dukungan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemerintah gerakan “Reading Habit dan Sanitasi” ini dapat mencapai hasil yang maksimal. Diharapkan pada tahun 2020 kebiasaan dan gemar membaca sudah menjadi bagian dari budaya warga masyarakat Kabupaten Bandung. Sementara dampak positif lainnya yang diharapkan dari gerakan ini adalah terciptanya karakter serta prilaku yang baik sehingga gaya hidup dan prilaku kehidupan masyarakatpun akan semakin baik.
            SMA Negeri I Margaasih menyambut baik dan juga siap berperan serta pada gerakan “Reading Habit dan Sanitasi” ini dengan penuh antusias. Sebagai sekolah yang baru berdiri dipandang sangat perlu untuk menumbuhkan kebiasaan positif baik dari sikap, gaya dan perilaku belajar serta memupuk nilai-nilai karakter yang berdasar pada nilai-nilai agama dan juga bangsa.
            Semoga gerakan Reading Habit di Kabupaten Bandung dapat berjalan dengan baik serta tujuan yang ditetapkan dapat mencapai hasil yang maksimal. Amiin

Sumber:

Powerpoint Leader’s Reading Challange Kabupaten Bandung SMA-SMK Juni 2014
 
Powerpoint Leader’s Reading Challange Kabupaten Bandung SMA-SMK Juni 2014

No comments:

Post a Comment