Friday, 30 August 2013

EARPHONE, DANIEL BEDDINGFIELD DAN KUCING SAKIT





Akhir-akhir ini aku mulai menjadi pengguna earphone yang aktif. Saat berangkat kerja, saat menunggu jam pelajaran, disela-sela menilai pekerjaan siswa bahkan saat aku pulang earphone ini nempel di telinga. Ia mulai memberiku kenyamanan dan perasaan rilek karena aku merasa tidak harus mendengar apa yang orang sedang bicarakan yang memang bukan menjadi urusanku.
Hari Rabu lalu, tanggal 28 Agustus 2013 pukul 17.30. Ya, tepatnya saat pulang sekolah seperti biasa aku pasang “earphone” dikedua telingaku dengan maksud membuat rileks sesaat sepanjang jalan pulang. Lagu “If you are not the one” Daniel Beddingfield senaja ku putar berulang-ulang. Hemmm…kondusif untuk melamun walaupun momentnya tidak tepat.
Hujan yang sebelumnya turun sangat deras mematahkan sayap debu-debu yang berterbangan menjadikan jalanan cukup adem untuk dilalui dan tentunya lamunanku semakin mendalam ditemani alunan lagu Daniel Beddingfield yang mendayu. Jalanan becek dan licin sepertinya tidak masalah saat itu.
Aku sudah sangat tidak perduli dengan kendaaan yang hilir mudik dan lalu lalang melintas. Aku pikir “go to hell with them”. Trapi sejenak untuk menghilangkan penat ini, tampa disadari ternyata telah membawaku mendekati sebuah petaka, …tampa aku sadari tiba-tiba seekor kucing sudah berdiri didepan motorku. Tentu saja rasa kagetku membuatku menarik rem tiba-tiba, dan…………………………tiba-tiba motor merah kesayangaku yang manis ini berubah seperti kuda liar yang sulit dikendalikan, ban depan berputar tanpa kendali…..yang ada dibenakku saat itu antara melepaskan kendali atau berusaha seperti penunggang rodeo, berusaha mengendalikannya.
Melepaskan kendali artinya aku akan terluka parah karena aku yakin tihang telephon disebrang jalan itu yang akan menghentikan laju motorku dan jalanan yang berpasir mengelus beberapa bagian tubuhku,….mengendalikannya tentunya pilihanku saat itu, selanjutnya aku pasrahkan pada yang Maha Kuasa. Kakiku sekuat tenaga sebisa mungkin mencoba menahan laju motorku yang tak terkendali…..dan Alhamdulillah, berhasil………ya kendaraanku bisa kukendalikan.
Akh…memalukan, sangat memalukan…saat dua orang dipinggir jalan dimana motorku berhenti sejenak malah menatapku seperti orang aneh…Hei! Aku bukan Valentino Rossi…..please deh..pikirku sambil merasakan kaki kananku yang mulai terasa sakit setelah bertarung mengendalikan motorku. Dengan sedikit terpincang-pincang, aku mulai menstarter kembali motorku yang memang hanya tinggal beberapa meter lagi menuju rumahku. Rasanya gak lucu kalau harus terjatuh begitu parah diwilayah kekuasaan, dimana martabatku?? pikirku saat itu. Aku pergi sambil sedikit mengerutu dengan ulah penonton yang terpana dengan aksiku.
Akhirnya sampai juga di rumah. Rasa sakit terasa semakin tak tertahankan. Air mata yang kusimpan selama diperjalanan akhirnya tumpah juga. Akh, gara-gara earphone.. aku terbuai sehingga tak sadar ada bahaya mendekat. Dan kucing itu….kemana larinya ya????? Tak sepatah kata dia ucapkan, yang kuingat dia hanya menengoku saat aku berhenti di pinggir jalan untuk sejenak merasakan rasa sakit…..Ah, mungkin dia (kucing itu) sedang melamun juga sama sepertiku, ….tapi dia sepertinya sedang sakit karena ku lihat dia tergesa-gesa keluar dari sebuah klinik...........ya, namun yang jelas dia bukan pasien DBD yang lari dari ruang gawat darurat??? ......Untungnya lagi,... dia tidak bawa infusan..coba saja kalau "IYA"…wah, pasti dia mirip dengan temanku…hehehe….peace bro!

No comments:

Post a Comment